Minggu, 02 Desember 2012


Resume Kewirausahaan
Halaman : 54 – 64

Mata Pelajaran             : Kewirausahaan
Kelas / Jurusan : XII AK 1 / Akuntansi
Sekolah              : SMK Negeri 3
Nama                 : Deviyanti
Web / Blog        : Limdeviyanti.blogspot.com

1.       Strategi Pemetaan Produk (Product Mapping)
Sebuah usaha dapat sukses karena dibangun melalui pemikiran skala industri,  dan dijalankan dengan jelas baik dari segi skala organisasi, usaha maupun jangkauan pasarnya.  Pada umumnya suatu perusahaan terlebih dahulu akan melakukan pemetaan posisi perusahaan terhadap pasar, khususnya terhadap pesaing yang paling potensial.
Banyak wirausaha yang sulit berkembang karena tidak mengetahui pesaing usaha paling potensial yang harus dihadapi. Kebanyakan dari wirausaha hanya berkonsentrasi pada tingkatan masing-masing agar dapat lolos dari ketatnya persaingan pasar. Oleh karena itu sebelum menjalankan usaha, sebaiknya wirausaha membuat hierarki pemetaan produk (hierarchy of product mapping). Setelah itu dilanjutkan dengan pemetaan kualitas, harga dan popularitas produk sehingga tercipta rencana usaha yang baik.

2.      Strategi Pemetaan Kualitas dan Harga Pasar untuk Mengetahui Posisi Produk di Pasar
Salah satu faktor penyebab kegagalan ketika usaha sudah mulai berjalan adalah ketidaktahuan akan posisi kualitas dan harga produk di tingkatan pasar pesaingannya. Semakin mengetahui posisi strategis produk di pasar, akan mempermudah wirausaha menjalankan, memperbaiki strategi, dan menyusun rencana usahanya.
Konsep pemetaan kualitas dan harga antara produk-produk di pasar adalah dengan membandingkan kualitas produk dengan harga. Konsep pemetaan ini disebut Value-Based Pricing. Sebagai acuan pemetaan digunakan kualitas produk pesaing yang sering dibeli konsumen dengan harga rata-rata pasar. Hukum Gosen atau sering disebut dengan  Law of Diminishing Marginal Utility (Kepuasan bisa di ukur) menyatakan semakin banyak sutau barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan marginal setiap satuan tambahan yang dikonsumsi  akan menurun.
Jadi, dalam mencapai kepuasan marginalnya konsumen akan selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimal dengan kuantitas dan harga yang seimbang. Hal ini yang disebut dengan  Customer Satisfaction Equilibrium. Bila kondisi tersebut telah tercapai, konsumen akan semakin loyal.
3.          Mengetahui Teori Permintaan dan Penawaran (Supply and Demand Theory)
Salah satu teori yang harus dikuasai seorang wirausaha dalam mempersiapkan strategi menjalankan usaha adalah teori permintaan dan penawaran (supply and demand theory). Ketidakmengertian teori ini dapat mempengaruhi mekanisme pengambilan kebijakan harga dan keseimbangan pasar produknya.
Mekanisme harga dipasar adalah proses yang terjadi karena adanya tarik-menarik antara konsumen yang ingin memiliki suatu produk yang ditawarkan produsen dengan harga yang membuat semua pihak merasa terpuaskan. Harga merupakan hasil (laba) dari keseimbangan tarik-menarik di pasar (penawaran dan permintaan). Harga barang akan naik jika permintaan barang dari konsumen lebih besar dari barang yang ditawarkan oleh perusahaan di pasar. Begitu pula sebaliknya, bila permintaan barang melemah harga barang akan turun. Itulah yang disebut dengan mekanisme harga yang dipengaruhi oleh perilaku konsumen.
a.      Perilaku konsumen dan permintaan suatu produk di pasar
Perilaku konsumen terhadap suatu barang akan menimbulkan permintaan di pasar. Hal ini yang menjadi dasar dari Hukum Permintaan, yaitu bila harga barang naik, jumlah barang yang diminta konsumen akan menurun, dengan kondisi ceteris paribus (semua faktor lain yang mempengaruhi permintaan adalah tidak berubah). Begitu juga sebaliknya jika harga suatu barang turun, permintaan akan mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena ada 2 anggapan pokok untuk dapat mewujudkan Hukum Permintaan, yaitu :
1)      Kepuasan setiap konsumen dapat diukur dengan uang atau satuan terukur lainnya seperti volume, berat, panjang, dan lain-lain. Pendekatan itu disebut dengan Marginal utility.
2)      Tingkat kepuasan konsumen dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Oleh karena itu, pendekatan konsumen tidak bisa dipastikan atau diukur (Indifference Curves).

b.      Marketing harga di pasar
The Low of Diminishing Return adalah hukum yang menyatakan bahwa bila suatu macam input ditambah dengan penggunaannya sedangkan input lainnya tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap  unit input (nilai tambah) yang diambahkan akan meningkat tetapi kemudian akan menurun bila input tersebut terus ditambah ( Sumber : Pengantaran  Ekonomi Mikro. Dr. Budiono. Penerbit BPFE-Yogyakarta).
Telah kita ketahui bahwa keseimbangan pasar akan terjadi apabila jumlah barang yang diproduksi sama dengan jumlah permintaan konsumen untuk mencapai kepuasannya dengan harga teertentu. Inilah yang menjadi dasar terciptanya sebuah transaksi. Untuk itu, di dalam pasar akan tercipta titik keseimbangan (equilibrium).
Dalam hal ini, hukum penawaran adalah semakin tingginya harga suatu barang di pasar diharapkan jumlah barang yang ditawarkan akan semakin tinggi juga ( dari sisi produsen). Namun, hukum penawaran tidak akan menciptakan terjadinya sebuah transaksi jika tidak terjadi pertemuan (interaksi) dengan hukum permintaan. Mekanisme keseimbangan harga di pasar yang terjadi antara hukum permintaan (demand) dan hukum penawaran (supply).

4.          Mengenal Perilaku Konsumen dalam Menentukan Strategi Pemasaran dan Promosi
Terkadang konsumen mengatakan bahwa ia membutuhkan dan menginginkan sebuah produk, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Pemasar perlu mempelajari keinginan, persepsi, preferensi dan perilaku konsumen yang sebenarnya dalam membeli produk yang dibutuhkannya.
a.        Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
1)        Faktor Budaya
Faktor budaya dari target konsumenn yang dibidik sangat penting untuk diketahui dalam proses pembuatan dan perencanaan strategi pemasaran. Faktor ini sangat mendasar dalam menentukan perilaku pembelian. Contohnya , bangsa Indonesia gemar daging sapi, berbeda dengan bangsa India yang mayoritas melarang untuk memakan daging sapi.

2)          Kelas Sosial
Budaya feodalisme yang diwariskan sejak zaman dahulu sulit dihilangkan dan menjadi permasalahan kelas sosial yang melekat dalam kebudayaan Indonesia. Kelas sosial menentukan perilaku pembeian masyarakat, di mana anggota kelas sosial dibesarkan dengan sistem, tata krama, karakter dan gaya yang berbeda.
Kelas sosial terbagi atas :
a.         kelas sosial atas
b.         kelas sosial atas-menengah
c.         kelas sosial atas-bawah
d.         kelas sosial menengah-menengah
e.         kelas sosial menengah-bawah
f.          kelas sosial bawah-bawah
Kelas sosial yang digolongkan dan diidentifikasikan dari :
a.      Tingkat pendapatan
b.      Fasilitas yang dimiliki
c.       Jabatan dan tingkatannya
d.      Posisi di masyarakat
e.      Tempat tinggal
f.        Kebiasaannya

3)      Keluarga
Keluarga juga dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang.


4)       Usia dan tahap siklus hidup
Perilaku belanja seorang konsumen berusia muda akan berbeda dengan konsumen berusia tua. Oleh karena itu, terdapat produk yang digolongkan berdasarkan usia dan siklus hidupnya, seperti produk untuk balita dan anak-anak yang berbeda dengan gaya remaja, produk remaja dengan produk dewasa, dan produk dewasa dengan produk orang tua.

5)       Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan juga mempengaruhi perilaku pembelian. Perilaku belanja seorang dosen akan berbeda dengan seorang insinyur, perilaku belanja seorang dokter berbeda dengan seorang pengacara, dan seterusnya.

6)      Kondisi ekonomi
Kondisi ekonomi juga mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang. Orang yang kondisi ekonominya baik akan berbeda perilaku konsumsinya dengan orang yang kondisi ekonominya lemah.

7)      Gaya hidup
Gaya hidup orang kota akan berbeda dengan orang desa.

b.      Proses Keputusan Pembeli
Proses seseorang mengambil keputusan untuk membeli suatu produk merupakan salah satu hal yang harus di pelajari oleh seorag wirausaha, khususya dalam menentukan promosinya.Ada lima peran yang dimainkan seseorang dalam mengambil keputusan pembelian, yaitu :
1)       Pencetus ide (initiator), yaitu orang yang pertama kali mengusulkan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
2)       Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pendapatnya dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang.
3)      Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang memutuskan untuk membeli atas input, pengaruh, dan pemikirannya sendiri.
4)      Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian actual, baik bersifat administrative atau prosesnya.
5)       Pemakai (user), yaitu orang yang menggunakan secara langsung suatu barang atau jasa tertentu dari proses keputusan membeli dan dapat memberikan feedback atau saran kepada keempat pemberi pengaruh di atas.
Menurut The Adapters Curve dari Everentt Rogers, keputusan membeli produk yang baru diluncurkan akan sangat bergantung dari karakter pasar atau pembeli dalam menanggung atau menghadapi sebuah risiko dari keputusan tersebut.
Ada lima tahapan agar mengetahui besarnya persentase awal calon pembeli yang berani membeli produknya, yaitu :
a.      Tahap pertama disebut tahapan innovator, yaitu ketika produk baru pertama kali diluncurkan di pasar, akan ada 2,5% orang yang berani mengambil keputusan membeli dan menyerap produk untuk mengawali pembelian dengan segala risikonya. Biasanya ia berani berspekulasi.
b.      Tahap kedua disebut tahapan early adopter, yaitu orang mengambil keputusan membeli karena melihat innovator menggunakan barang atau jasa tersebut (sebanyak 13,5%). Biasanya ia berkonsultasi dengan orang lain terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.
c.       Tahap ketiga disebut tahap early majority (mayoritas awal), yaitu orang berani mengambil keputusan membeli karena banyak orang yang telah membeli dan menggunakannya (sebanyak 34%). Biasanya ia melakukan sedikit perhitungan dalam mengambil resiko.
d.      Tahap keempat disebut late majority (mayoritas akhir), yaitu orang yang menghadapi keputusan membeli karena seluruh masyarakat telah menggunakannya (sebanyak 34%). Biasanya ia seorang risk calculation.
e.      Tahap terakhir disebut latest user (pengguna akhir), yaitu orang yang mengunakan produk karena benar-benar berpikir untuk tidak mau berisiko dan menghindari risiko dari barang yang dibeli. Oleh karena itu, pada saat teknologi baru muncul atau produk baru muncul orang ini justru tetap akan membeli dan menggunakan produk lama yang jelas manfaatnya. Biasanya ia orang yang selalu menghindari risiko (risk avoid).

Soal !
1.      Sebutkan strategi yang ketiga untuk menjalankan usaha !
2.      Sebutkan 2 anggapan pokok untuk dapat mewujudkan Hukum Permintaan !
3.      Apa yang dimaksud dengan The Low of Diminishing Return ?
4.      Sebutkan minimal 3 dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen !
5.      Mengapa usia dan tahap siklus hidup merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ?
6.      Sebut dan jelaskan lima peran yang dimainkan seseorang dalam mengambil keputusan pembelian !
7.      Apa yang dimaksud tahap pertama atau tahapan innovator ?
8.      Apa yang dimaksud tahap terakhir atau latest user ?