Resume Kewirausahaan
Halaman : 54 – 64
Halaman : 54 – 64
Mata Pelajaran :
Kewirausahaan
Kelas / Jurusan : XII AK 1 / Akuntansi
Sekolah : SMK Negeri 3
Nama : Deviyanti
Web / Blog : Limdeviyanti.blogspot.com
Kelas / Jurusan : XII AK 1 / Akuntansi
Sekolah : SMK Negeri 3
Nama : Deviyanti
Web / Blog : Limdeviyanti.blogspot.com
1. Strategi Pemetaan Produk (Product
Mapping)
Sebuah usaha dapat sukses karena dibangun melalui pemikiran
skala industri, dan dijalankan dengan
jelas baik dari segi skala organisasi, usaha maupun jangkauan pasarnya. Pada umumnya suatu perusahaan terlebih dahulu
akan melakukan pemetaan posisi perusahaan terhadap pasar, khususnya terhadap
pesaing yang paling potensial.
Banyak wirausaha yang sulit berkembang karena tidak
mengetahui pesaing usaha paling potensial yang harus dihadapi. Kebanyakan dari
wirausaha hanya berkonsentrasi pada tingkatan masing-masing agar dapat lolos
dari ketatnya persaingan pasar. Oleh karena itu sebelum menjalankan usaha,
sebaiknya wirausaha membuat hierarki pemetaan produk (hierarchy of product
mapping). Setelah itu dilanjutkan dengan pemetaan kualitas, harga dan
popularitas produk sehingga tercipta rencana usaha yang baik.
2. Strategi Pemetaan Kualitas dan Harga Pasar untuk Mengetahui Posisi Produk
di Pasar
Salah satu faktor penyebab kegagalan ketika usaha sudah mulai
berjalan adalah ketidaktahuan akan posisi kualitas dan harga produk di
tingkatan pasar pesaingannya. Semakin mengetahui posisi strategis produk di
pasar, akan mempermudah wirausaha menjalankan, memperbaiki strategi, dan
menyusun rencana usahanya.
Konsep
pemetaan kualitas dan harga antara produk-produk di pasar adalah dengan
membandingkan kualitas produk dengan harga. Konsep pemetaan ini disebut Value-Based Pricing. Sebagai acuan
pemetaan digunakan kualitas produk pesaing yang sering dibeli konsumen dengan
harga rata-rata pasar. Hukum Gosen atau sering disebut dengan Law of
Diminishing Marginal Utility (Kepuasan bisa di ukur) menyatakan semakin
banyak sutau barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan marginal setiap satuan
tambahan yang dikonsumsi akan menurun.
Jadi,
dalam mencapai kepuasan marginalnya konsumen akan selalu berusaha untuk
mencapai kepuasan maksimal dengan kuantitas dan harga yang seimbang. Hal ini
yang disebut dengan Customer Satisfaction Equilibrium. Bila kondisi tersebut telah
tercapai, konsumen akan semakin loyal.
3.
Mengetahui Teori
Permintaan dan Penawaran (Supply and Demand Theory)
Salah
satu teori yang harus dikuasai seorang wirausaha dalam mempersiapkan strategi
menjalankan usaha adalah teori permintaan dan penawaran (supply and demand theory). Ketidakmengertian teori ini dapat
mempengaruhi mekanisme pengambilan kebijakan harga dan keseimbangan pasar
produknya.
Mekanisme
harga dipasar adalah proses yang terjadi karena adanya tarik-menarik antara
konsumen yang ingin memiliki suatu produk yang ditawarkan produsen dengan harga
yang membuat semua pihak merasa terpuaskan. Harga merupakan hasil (laba) dari
keseimbangan tarik-menarik di pasar (penawaran dan permintaan). Harga barang
akan naik jika permintaan barang dari konsumen lebih besar dari barang yang
ditawarkan oleh perusahaan di pasar. Begitu pula sebaliknya, bila permintaan
barang melemah harga barang akan turun. Itulah yang disebut dengan mekanisme
harga yang dipengaruhi oleh perilaku konsumen.
a.
Perilaku
konsumen dan permintaan suatu produk di pasar
Perilaku
konsumen terhadap suatu barang akan menimbulkan permintaan di pasar. Hal ini
yang menjadi dasar dari Hukum Permintaan, yaitu bila harga barang naik, jumlah
barang yang diminta konsumen akan menurun, dengan kondisi ceteris paribus
(semua faktor lain yang mempengaruhi permintaan adalah tidak berubah). Begitu
juga sebaliknya jika harga suatu barang turun, permintaan akan mengalami
kenaikan. Hal ini terjadi karena ada 2 anggapan pokok untuk dapat mewujudkan
Hukum Permintaan, yaitu :
1)
Kepuasan setiap konsumen dapat diukur dengan uang
atau satuan terukur lainnya seperti volume, berat, panjang, dan lain-lain.
Pendekatan itu disebut dengan Marginal
utility.
2)
Tingkat
kepuasan konsumen dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Oleh karena itu,
pendekatan konsumen tidak bisa dipastikan atau diukur (Indifference Curves).
b. Marketing
harga di pasar
The Low of
Diminishing Return adalah hukum yang
menyatakan bahwa bila suatu macam input ditambah dengan penggunaannya sedangkan
input lainnya tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap unit input (nilai tambah) yang diambahkan
akan meningkat tetapi kemudian akan menurun bila input tersebut terus ditambah
( Sumber : Pengantaran Ekonomi Mikro.
Dr. Budiono. Penerbit BPFE-Yogyakarta).
Telah kita ketahui bahwa keseimbangan pasar akan
terjadi apabila jumlah barang yang diproduksi sama dengan jumlah permintaan
konsumen untuk mencapai kepuasannya dengan harga teertentu. Inilah yang menjadi
dasar terciptanya sebuah transaksi. Untuk itu, di dalam pasar akan tercipta
titik keseimbangan (equilibrium).
Dalam hal ini, hukum penawaran adalah semakin
tingginya harga suatu barang di pasar diharapkan jumlah barang yang ditawarkan
akan semakin tinggi juga ( dari sisi produsen). Namun, hukum penawaran tidak
akan menciptakan terjadinya sebuah transaksi jika tidak terjadi pertemuan
(interaksi) dengan hukum permintaan. Mekanisme keseimbangan harga di pasar yang
terjadi antara hukum permintaan (demand) dan hukum penawaran (supply).
4. Mengenal Perilaku Konsumen dalam Menentukan Strategi Pemasaran dan
Promosi
Terkadang konsumen mengatakan bahwa ia membutuhkan dan
menginginkan sebuah produk, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Pemasar
perlu mempelajari keinginan, persepsi, preferensi dan perilaku konsumen yang
sebenarnya dalam membeli produk yang dibutuhkannya.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen
1) Faktor Budaya
Faktor budaya dari target konsumenn yang dibidik sangat
penting untuk diketahui dalam proses pembuatan dan perencanaan strategi
pemasaran. Faktor ini sangat mendasar dalam menentukan perilaku pembelian. Contohnya
, bangsa Indonesia gemar daging sapi, berbeda dengan bangsa India yang
mayoritas melarang untuk memakan daging sapi.
2) Kelas Sosial
Budaya feodalisme yang diwariskan sejak zaman dahulu sulit
dihilangkan dan menjadi permasalahan kelas sosial yang melekat dalam kebudayaan
Indonesia. Kelas sosial menentukan perilaku pembeian masyarakat, di mana
anggota kelas sosial dibesarkan dengan sistem, tata krama, karakter dan gaya
yang berbeda.
Kelas sosial terbagi atas :
Kelas sosial terbagi atas :
a.
kelas
sosial atas
b.
kelas
sosial atas-menengah
c.
kelas
sosial atas-bawah
d.
kelas
sosial menengah-menengah
e.
kelas
sosial menengah-bawah
f.
kelas
sosial bawah-bawah
Kelas
sosial yang digolongkan dan diidentifikasikan dari :
a. Tingkat pendapatan
b. Fasilitas yang dimiliki
c. Jabatan dan tingkatannya
d. Posisi di masyarakat
e. Tempat tinggal
f.
Kebiasaannya
3) Keluarga
Keluarga juga dapat mempengaruhi perilaku pembelian
seseorang.
4) Usia dan tahap siklus hidup
Perilaku belanja seorang konsumen berusia muda akan berbeda
dengan konsumen berusia tua. Oleh karena itu, terdapat produk yang digolongkan
berdasarkan usia dan siklus hidupnya, seperti produk untuk balita dan anak-anak
yang berbeda dengan gaya remaja, produk remaja dengan produk dewasa, dan produk
dewasa dengan produk orang tua.
5) Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan juga mempengaruhi perilaku pembelian.
Perilaku belanja seorang dosen akan berbeda dengan seorang insinyur, perilaku
belanja seorang dokter berbeda dengan seorang pengacara, dan seterusnya.
6) Kondisi ekonomi
Kondisi ekonomi juga mempengaruhi
perilaku konsumsi seseorang. Orang yang kondisi ekonominya baik akan berbeda
perilaku konsumsinya dengan orang yang kondisi ekonominya lemah.
7) Gaya hidup
Gaya
hidup orang kota akan berbeda dengan orang desa.
b. Proses
Keputusan Pembeli
Proses seseorang mengambil keputusan
untuk membeli suatu produk merupakan salah satu hal yang harus di pelajari oleh
seorag wirausaha, khususya dalam menentukan promosinya.Ada lima peran yang
dimainkan seseorang dalam mengambil keputusan pembelian, yaitu :
1)
Pencetus ide (initiator), yaitu orang yang pertama kali mengusulkan untuk
membeli suatu barang atau jasa tertentu.
2)
Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pendapatnya dapat mempengaruhi keputusan
pembelian seseorang.
3)
Pengambil
keputusan (decider), yaitu orang yang
memutuskan untuk membeli atas input, pengaruh, dan pemikirannya sendiri.
4)
Pembeli
(buyer), yaitu orang yang melakukan
pembelian actual, baik bersifat administrative atau prosesnya.
5)
Pemakai (user),
yaitu orang yang menggunakan secara langsung suatu barang atau jasa tertentu
dari proses keputusan membeli dan dapat memberikan feedback atau saran kepada
keempat pemberi pengaruh di atas.
Menurut The Adapters Curve dari
Everentt Rogers, keputusan membeli produk yang baru diluncurkan akan sangat bergantung
dari karakter pasar atau pembeli dalam menanggung atau menghadapi sebuah risiko
dari keputusan tersebut.
Ada lima tahapan agar mengetahui
besarnya persentase awal calon pembeli yang berani membeli produknya, yaitu :
a. Tahap pertama disebut tahapan
innovator, yaitu ketika produk baru pertama kali diluncurkan di pasar, akan ada
2,5% orang yang berani mengambil keputusan membeli dan menyerap produk untuk
mengawali pembelian dengan segala risikonya. Biasanya ia berani berspekulasi.
b. Tahap kedua disebut tahapan early
adopter, yaitu orang mengambil keputusan membeli karena melihat innovator
menggunakan barang atau jasa tersebut (sebanyak 13,5%). Biasanya ia
berkonsultasi dengan orang lain terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk
membeli.
c. Tahap ketiga disebut tahap early
majority (mayoritas awal), yaitu orang berani mengambil keputusan membeli
karena banyak orang yang telah membeli dan menggunakannya (sebanyak 34%).
Biasanya ia melakukan sedikit perhitungan dalam mengambil resiko.
d. Tahap keempat disebut late majority
(mayoritas akhir), yaitu orang yang menghadapi keputusan membeli karena seluruh
masyarakat telah menggunakannya (sebanyak 34%). Biasanya ia seorang risk
calculation.
e. Tahap terakhir disebut latest user
(pengguna akhir), yaitu orang yang mengunakan produk karena benar-benar
berpikir untuk tidak mau berisiko dan menghindari risiko dari barang yang
dibeli. Oleh karena itu, pada saat teknologi baru muncul atau produk baru
muncul orang ini justru tetap akan membeli dan menggunakan produk lama yang jelas
manfaatnya. Biasanya ia orang yang selalu menghindari risiko (risk avoid).
Soal !
1. Sebutkan strategi yang ketiga untuk
menjalankan usaha !
2. Sebutkan 2 anggapan
pokok untuk dapat mewujudkan Hukum Permintaan !
3. Apa yang dimaksud dengan The Low of
Diminishing Return ?
4. Sebutkan minimal 3 dari faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen !
5. Mengapa usia dan tahap siklus hidup
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ?
6. Sebut dan jelaskan lima peran yang
dimainkan seseorang dalam mengambil keputusan pembelian !
7. Apa yang dimaksud tahap pertama atau
tahapan innovator ?
8. Apa yang dimaksud tahap terakhir atau
latest user ?